Mengenal Ekosistem Hutan
Seperti halnya ekosistem yang lainnya yang disesuaikan dengan namanya, ekosistem hutan merupakan ekosistem yang cakupan wilayahnya adalah berupa hutan (baca: ciri-ciri hutan musim). Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang berupa hubungan timbal balik. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem hutan ini merupakan hubungan antara kumpulan beberapa populasi (baik itu populasi binatang maupun tumbuh- tumbuhan) yang hidup di permukaan tanah dan berada di pada suatu kawasan hutan. Ekosistem hutan ini membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang bersifat dinamis dan mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya antara satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Ekosistem hutan ini termasuk dalam kategori ekosistem daratan. Ekosistem hutan ini juga masuk ke dalam kategori ekosistem alamiah dan dijuluki sebagai “paru- paru Bumi”. Hal ini karena hutan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat mengatur dan menjaga kesehatann Bumi. Bahkan hutan juga dijadikan sebagai parameter untuk melihat apakan Bumi mengalami sakit ataukah tidak.
Komponen Ekosistem Hutan
Karena ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, maka setiap ekosistem mempunyai komponen masing- masing. Ekosistem hutan juga memiliki komponen- komponen yang menyusun ekosistem hutan itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam ekosistem hutan ini selain meliputi komponen biotik dan juga abiotik, juga dilihat lagi dari segi makanan. Dari segi makanan, komponen ini dibedakan menjadi 2 macam yakni komponen autotrof dan heterotrof. Komponen autotrof merupakan komponen yang mampu menyediakan makanan sendiri, sedangkan komponen heterotrof merupakan komponen yang selalau memanfaatkan bahan organik sebegai makanannya. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam ekosistem hutan.
- Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang berupa makhluk hidup yang ada di ekosistem hutan ini banyak sekali jenisnya, yakni tumbuhan, binatang, serta organisme- organisme lainnya.
- Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup. Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen- komponen lain yang ada di ekosistem tersebut. Berikut merupakan komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup di ekosistem hutan, yaitu suhu, cahaya matahari (baca: bagian-bagian matahari), air, iklim, tanah, angin, batu, dan lain sebagainya.
- Komponen Autotrof. Kata “autotrof” ini berasal dari 2 kata, yaitu “autros” yang mempunyai arti sendiri, dan juga “tropikhos” yang mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga komponen autotrof yang terdapat dalam ekosistem hutan ini merupakan komponen yang mampu menyediakan atau mensisntesis makanannya sendiri. Dalam membuat makanannya sendiri, komponen ini menggunakan bahan- bahan anorganik. Kemudian dengan bantuan dari klorofil dan juga energi dari sinar matahari, bahan- bahan anorganik tersebut diubah menjadi bahan- bahan makanan organik. Dengan demikian, organisme yang termasuk ke dalam golongan autotrof ini pada umumnya adalah mereka yang memiliki zat hijau daun atau korofil. Pengikatan yang dilakukan oleh energi sinar matahari dan sistesis bahan organik menjadi bahan anorganik kompleks ini hanya bisa dilakukan oleh komponene autrotrof saja. Contoh komponene autotrof yang ada di ekosistem hutan adalah pohon dan rumput- rumputan.
- Komponen Heterotrofik. Kata “heterotrofik” ini berasal dari dua kata, yaitu “hetero”yang berarti berbeda, lain, mauooun tidak seragam dan “tropikhos” mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komponene heterotrofik ini merupakan komponen atau organisme yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan oirganik sebagai bahan makanannya. Bahan organik yang digunakan untuk membuat makanan tersebut telah disediakan oleh organisme atau makhluk lainnya. Dapat dikatakan pula komponen heterotrofik ini mendapatkan bahan makanannya dari komponen autotrof. Sebagian dari anggota komponen heterotrofik ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku untuk membuat makanan komponen autotrof. Contoh komponen heterotrof yang ada dalam ekosistem hutan diantaranya adalah binatang, jamur, dan juga jasad renik.
Macam- Macam Ekosistem Hutan
Hutan merupakan kekayaan alam yang bersifat alamiah. Hutan ini ada karena bentukan alam, namun juga bisa dibuat oleh manusia. Hutan ini ada di berbagai wilayah di setiap sudut Bumi, oleh karena hutan ini mempunyai fungsi yang sangat banyak. Ada banyak sekali jenis hutan di Bumi ini. Apabila kita mencermatinya saru per satu, maka kita akan dapat menemukan jenis- jenis hutan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena banyaknya jenis hutan ini, maka para ilmuwan mengelompokkannnya berdasarkan kategori- kategori tertentu. Kita akan membahas mengenai jenis- jenis hutan tersebut yang dilihat dari beberapa kategori, seperti berdasarkan letak geografisnya, sifat musimnya, ketinggian tempatnya, kondisi tanahnya, dan juga dominasi pepohonannya. Secara umum, berikut merupakan jenis- jenis hutan:
Berdasarkan letak geografisnya
Letak geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di bentang alamnya. Letak geografis hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari iklim yang berada di suatu wilayah letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau kanan kiri dari hutan tersebut, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam. Berdasarkan letak geografisnya, hutan ini dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
- Hutan tropis, yaitu hutan yang letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
- Terletak di wilayah yang mempunyai iklim tropis (baca: iklim di Indonesia)
- Pohon- pohon di hutan ini biasanya berukuran tinggi dan mencapai beberapa meter
- Daun- daun pohon di hutan ini sangat lebat, saking lebatnya hingga terkadang menghalangi cahaya matahari yang masuk dan membuat tanah di bawahnya lembab
- Tumbuhan yang hidup di hutan ini terdiri dari berbagai jenis
- Mendapatkan curah hujan yang sangat cukup sepanjang tahun
- Hutan temperate, yaitu hutan yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Hutan ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
- Terletak di wilayang yang mempunyai 4 musim, yakni musim panas, musim gugur, musim semi, dan musim semi
- Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis
- Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis
- Hutan boreal, yaitu hutan yang terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena letak hutan ini yang berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan ditutupi oleh es atau salju. Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga. Beberapa ciri yang dimiliki oleh hutan ini adalah sebagai berikut:
- Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub atau iklim dingin
- Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni antara musim panas dan juga musim dingin
- Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama 3 hingga 6 bulan
- Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam
- Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing seperti jaru (tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya
- Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak, dan lynx.
Berdasarkan Sifat Musimnya
Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
- Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
- Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
- Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
- Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
- Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan membentuk tudung atau kanopi.
- Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan untuk mendapatkan sinar matahari.
- Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta beberapa serangga.
- Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
- Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah ciri- ciri dari hutan gugur:
- Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
- Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
- Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur
- Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
- Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan baik
- Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
- Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan membentuk jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
- Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/ lintang selatan
- Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan meninggi
- Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim dingin tiba
- Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
- Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair
- Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon. Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hutan sabana ini:
- Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun
- Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini
- Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
- Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus
- Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa jenis serangga
Berdasarkan ketinggian tempatya
Hutan juga dibedakan atas dasra ketinggian tempat dimana hutan itu berada. Ketinggian tempat merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedaaan hutan tersebut. Berikut adalah pembagian jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:
- Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai. Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
- Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
- Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah pegunungan bagian bawah.
- Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
- Hutan kabut atau mist forest.
- Hutan elfin atau alpine forest.
Berdasarkan Kondisi Tanah
Kondisi tanah juga termasuk salah satu hal yang membedakan ekosistem hutan. berdasarkan kondisis tanah, ekosistem hutan dibedakan menjadi:
- Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa tanah kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan. Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
- Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut. Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk mengenal lebih jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
- Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
- Hutan kerangas atau hutan health forest.
Berdasarkan Pepohonan yang Mendominasi
Pepohonan yang ada di dalam suatu hutan merupakan komponen utama. Jenis hutan juga dapat dilihat dari pepohonan yang tumbuh mendominasi dalam hutan tersebut. Berdasarkan pepohonan yang mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:
- Hutan pinus (pine forest)
- Hutan jati
- Hutan ekaliptus
- Hutan dipterokarpa, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.
Manfaat Ekosistem Hutan
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya hutam mempunyai peranan yang sangat penting. Hutan sangat berperan untuk menjaga keseimbangan alam. Maka dari itulah hutan ini juga dinamakan sebagai “paru-paru Bumi”. Selain menjaga keseimbangan alam, ada banyak lagi fungsi yang dapat kita dapatkan dari hutan, diantaranya sebagai berikut:
- Sebagai sarana hidrologis.
Fungsi pertama yang akan kita dapatkan dari hutan adalah, hutan sebagai sarana hidrologis. Sarana hidrologis yang dimaksud ini adalah tempat menyimpan air. Hutan ini menyimpan air hujan dan air embun di dalam tanah, dan akan mengalirkannya ke sungai melalui mata air yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Karena hal inilah maka air hujan yang jatuh ke hutan tidak terbuang sia- sia, dan bisa menjadi persediaan apabila musim kemarau datang melanda.
- Sebagai pengunci tanah
Ekosistem hutan adalah ekosistem yang sangat penting keberadaannya. Salah satu manfaat dari ekosistem hutan adalah sebagai pengunci tanah. Fungsi ekosistem hutan sebagai pengunci tanahini akan menghindarkan hutan maupun daerah di sekitarnya dari berbagai macam bencana alam yang beresiko terjadi, seperti tanah longsor dan juga erosi tanah.
- Sebagai tempat memproduksi flora dan fauna
Hutan juga mempunyai fungsi yang sangat sental, yakni sebagai tempat memproduksi flora dan juga fauna. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa flora dan fauna merupakan kekayaan dan juga keanekaragaman hayati. Flora dan fauna ini sangat bermanfaat bagi manusia. Dan hutan adalah tempat yang sangat tepat untuk memproduksi embrio flora dan juga fauna.
- Sebagai tempat hidup bermacam- macam flora dan fauna
Selain sebagai tempat yang tepat untuk memproduksi embrio baru dari flora dan fauna, hutan juga tempat yang sangat tepat sebagai habitat dari berbagai macam flora dan fauna. Maka dari itulah hutan ini adalah rumah bagi mereka dan bisa menjaga kelestarian hidup mereka (yakni flora dan fauna).
- Sebagai sumber makanan bagi manusia
Masih satu rangkaian dengan fungsi hutan sebagai tempat tinggal dari berbagai flora dan fauna, hutan ini juga otomatis merupakan sumber makanan bagi manusia. Manusia bisa mendapatkan makanan dari flora dan fauna yang terdapat di dalam hutan ini.
- Merupakan dapur alami
Yang dimaksud sebagai dapur alami adalah adalah dapur bagi tumbuh- tumbuhan. Hutan merupakan tempat untuk pepohonan memasak barbagai unsur hara yang kemudian dialirkan ke sekitarnya. Bahkan aliran energi yang dihasilkan bisa sampai ke berbagai tumbuhan yang ada di perairan, misalnya tumbuhan yang ada di danau atau sungai.
- Sebagai sumber oksigen
Selama ini kita mengetahui bahwasannya oksigen diproduksi oleh tumbuh- tumbuhan dari proses fotosintesis dengan mengubah karbondioksida da mengubahnya menjadi oksigen. Hutan merupakan sumber hidup dari pepohonan yang jumlahnya sanhat banyak, sehingga pepohonan di hutan ini akan menyerap karbondioksida (termasuk dari hasil pernafasan manusia) dan mengubahnya menjadi oksigen yang merupakan sumber pernafasan manusia. Maka dari itulah keberadaan hutan ini sangatlah penting bagi manusia.
- Mengurangi polusi yang ada di udara
Masih berkaitan dengan fungsi hutan sebagai penghasil oksigen, hutan ini juga sangat bermanfaat untuk menetralkan kondisi udara terlebih udara yang telah tercemar banyak polusi. Oleh karena itulah kita sering merasakan bahwasannya udara di tempat yang banyak memiliki pohon lebih terasa segar daripada di tempat yang mempunyai hanya sedikit pohon.
Itulah beberapa fungsi yang akan kita dapatkan dari hutan. Dari fungsi- fungsi yang telah disebutkan di atas, terlihat sekali bahwa keberadaan hutan ini sangatlah penting. Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, masih banyak sekali fungsi yang bisa kita dapatkan dari keberadaan hutan ini.
Sumber : IlmuGeografi.com