Rabu, 25 Januari 2017

Ekosistem Air Laut

Pengertian ekosistem air laut
Salah satu awal ketika kita membicarakan sesuatu, maka kita perlu mengenal apa yang kita bicarakan tersebut. Maka dari itu kita sebaiknya mengenal apa itu ekosistem air laut terlebih dahulu. Ekosistem air laut merupakan salah satu jenis ekosistem di Bumi yang dikenal juga dengan ekosistem bahari. Ekosistem air laut ini merupakan ekosistem yang berada di perairan laut (baca: macam- macam laut). Ekosistem air laut ini terdiri atas beberapa ekosistem lainnya yakni ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal atau bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut ini didominasi oleh perairan asin yang sangat luas dan merupakan ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai biota laut, mulai dari hewan ber sel satu, mamalia, invertebrata, hingga tanaman- tanaman laut seperti alga dan terumbu karang.

Ciri- ciri Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan ekosistem lainnya. Ciri- ciri ekosistem laut ini secara umum adalah sebagai berikut:
  • Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian permukaan laut dengan bagian dalam atau kedalaman air laut.
  • Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni semakin mendekati garis khatulistiwa maka salinitas semakin tinggi.
  • Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan juga cuaca (baca: iklim di Indonesia).
  • Didominasi oleh NaCI hingga mencapai 75%.
Baca juga artikel: ciri-ciri akan terjadi tsunami
Bagian- bagian Ekosistem Air Laut
Sebagai suatu ekosistem, ekosistem laut ini terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian- bagian dari ekosistem air laut ini dilihat dari jarak dari pantai dan juga kedalamannya. Dilihat dari sudut tersebut, ekosistem air laut dibedakan menjadi zona litoral, zona neritik, dan juga zona oseanik.
  1. Zona litoral
Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut, yakni merupakan zona yang paling atas atau paing dangkal dari lautan. Zona litoral ini merupakan zona dari laut yang berbatasan langsung dengan daratan. zona litoral ini juga merupakan zona yang terendam ketika air laut mengalami pasang, dan akan terlihat seperti daratan ketika air laut surut. Di zona litoral ini, kita akan menemukan banyak hewan atau sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut, udang, kepiting, bulu babi, hingga cacing laut.
2. Zona neritik
Zona yang kedua adalah zona neritik. Zona neritik ini disebut juga dengan ekosistem pantai pasir dangkal. Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang  mempunyai tingkat kedalaman sekitar 200 meter, sehingga masih dapat ditembus oleh cahaya matahari hingga ke bagian dasar. zona neritik ini merupakan zona yang banyak dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang lalu atau rerumputan laut dan juga berbagai jenis ikan. Do zona neritik ini kita akan menemukan suatu ekosistem lainnya yang lebih kecil, yakni ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur. Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis- jenis dari ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.
3. Zona oseanik
Dari kedua zonae sebelumnya, yakni zona litoral dan zona neritik, zona oseanik merupakan zona yang paling dalam dari ekosistem air laut. Zona oseanik ini merupakan wilayah ekosistem air laut yang lepas, yang mana kedalamannya sangat dalam. Saking dalamnya, zona ini sampai terlihat gelap. Zona oseanik ini dibedakan menjadi dua macam, yakni zona batial dan juga zona abisal. Zona batial merupakan zona yang memiliki kedalaman sekitaran 200 hingga 2000 meter. Zona batial mempunyai keadaan yang remang- remang karena cahaya matahari yang masuk hanya sidkit sekali, sehingga tanpak remang- remang.
Di zona batial ini kita tidak bisa menemukan produsen karena hanya dihuni oleh nekton (sejenis organisme yang aktif berenang). Sementara zona abisal merupakan zona yang memiliki kedalaman yang lebih jauh lagi yakni lebih dari 2000 meter. Zona abisal ini merupakan zona yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Zona abisal ini dihuni oleh binatang- binatang predator, detrivitor atau pemakan sisa organisme, dan juga pengurai. Secara umum, air  di zona oseanik ini tidak dapat bercampur dengan dengan air di permukaan air laut, hal ini karena keduanya memiliki perbedaan suhu. Batas dari kedua bagian ini dinamakan daerah termoklin.
Itulah bagian- bagian dari laut apabila dilihat dari tingkat kedalamannya. Lalu jika dilihat berdasarkan intesitas cahaya matahari (baca: bagian- bagian matahari) yang bisa masuk, ekosistem air laut dibedakan atas zona- zona sebagai berikut:
  1. Zona fotik, yakni merupakan zona yang mudah ditembus cahaya matahari dan mempunyai kedalaman air kurang dari 200 meter. Di zona fotik ini kita akan menemui organisme yang melakukan fotosintesis.
  2. Zona twilight, yakni zona yang mempunyai kedalaman air antara 200 hngga 2000 meter. Di zona ini, cahaya matahari yang masuk hanya sedikit, oleh karena itu bersifat remang- remang.
  3. Zona afotik, merupakan zona yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sama sekali, yakni di kedalam lebih dari 2000 meter.
Kemudian berdasarkan wilayah permukaan secara vertikal, laut dibedakan atas bebera zona berikut ini:
  1. Epipelagik, yakni daerah yang berada di antra permukaan hingga kedalaman sekitar 200 meter.
  2. Mesopelagik, yakni daerah dengan kedalaman antara 200 hingga 1000 meter.
  3. Batiopelagik, yakni daerah jerang benua yang mempunyai kedalaman 200 hingga 2500 meter.
  4. Abisalpelagik, yakni daerah yag mempunyai kedalaman 4000 meter.
  5. Hadal pelagik, yakni daerah laut yang paling dalam dimana kedalaman lebih dari 6000 meter.
Itulah bagian- bagian dari ekosistem air laut apabila dilihat dari beberapa kriteria. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai macam- macam ekosistem air laut.

Jenis-jenis Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang beraneka ragam. Berikut ini adala macam- macam dari ekosistem air laut:
  1. Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut paling dalam atau palung laut. Ekossitem ini tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah predator dan ikan yang dapat memancaran cahayanya sendiri.
  2. Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang jernih. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain adalah terumbu karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan juga ganggang. Ekosistem terumbu karang ini mempunyai manfaat ekosistem terumbu karang bagi biota laut dan manusia yang beraneka ragam.
  3. Ekosistem estuari. Ekosistem ini berada di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Di ekosistem estuari ini terdapat ekosistem yang khas, yakni ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove (baca: ciri-ciri hutan mangrove).
  4. Ekosistem pantai pasir. Ekosistem pantai pasir merupakan ekositem yang berada di pesisir pantai dengan hamparan pasir. Tempat ini selalu terkena deburan ombak dan cahaya matahari yang kuat pada siang harinya.
  5. Ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem yang meiliki banyak bongkahan batu yang besar maupun kecil. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, misalnya ganggang cokelat, kepiting, kerang, siput, dan juga burung.
Manfaat Ekosistem Air Laut
Ekosistem laut merupakan ekosistem yang banyak memberikan manfaat bgai kehidupan manusia. beberapa manfaat dari ekosistem air laut antara lain:
  • Sebagai sumber makanan bagi manusia, baik hewani muapun nabati.
  • Sebagai pengontrol iklim di dunia
  • Sebagai pembengkit listrik tenaga angin, tenaga ombak, dan tenaga pasang surut.
  • Tempat rekreasi dan hiburan
  • Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dan lainsebagainya.
  • Tempat barang tambang berada
  • Tempat penelitian dan juga riset
  • Sumber air minum
  • Jalur taransportasi.
  • Mata pencaharian penduduk lokal.
Itulah beberapa manfaat dari ekosistem air laut untuk kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.
Baca artikel lainnya: manfaat hutan bakau, manfaat sungai, manfaat air hujan, manfaat gurun,
Sumber : IlmuGeografi.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar